Beranda / /

  • Pengamat: Dukungan Eks GAM ke Paslon 01 Hanya Sebatas Gimmick Politik
    Polkum | 12 hari lalu
    Pengamat: Dukungan Eks GAM ke Paslon 01 Hanya Sebatas Gimmick Politik

    DIALEKSIS.COM | Aceh - Akademisi FISIP Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya, menilai deklarasi dukungan eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Komite Peralihan Aceh (KPA) di beberapa kabupaten/kota kepada pasangan Bustami Hamzah - M Fadhil Rahmi tidak menjamin perolehan suara signifikan bagi paslon nomor urut 1 tersebut.

  • Debat Pilkada yang Mencerdaskan dan Bermartabat
    Opini | 13 hari lalu
    Debat Pilkada yang Mencerdaskan dan Bermartabat

    DIALEKSIS.COM | Opini - Pilkada Serentak yang akan berlangsung 27 November 2024 mendatang dan diikuti 454 daerah pemilihan, yaitu 37 Provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kabupaten kota telah berlangsung tahapannya hingga kampanye.

  • Akademisi: Pilkada Aceh 2024 Minim Drama, Hasil Sudah Tertebak
    Polkum | 1 bulan lalu
    Akademisi: Pilkada Aceh 2024 Minim Drama, Hasil Sudah Tertebak

    DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Pengamat politik dari Universitas Malikulsaleh, Teuku Kemal Fasya, mengungkapkan keprihatinannya terhadap dinamika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Aceh yang dinilai semakin kehilangan esensi demokratisnya. 

  • Pengamat: Bustami Kurang Tepat sebagai Calon Gubernur dari NasDem
    Aceh | 3 bulan lalu
    Pengamat: Bustami Kurang Tepat sebagai Calon Gubernur dari NasDem

    DIALEKSIS.COM | Aceh - Pengamat Politik dari Universitas Malikussaleh (Unimal), Teuku Kemal Fasya, menilai wacana Partai NasDem untuk mengusung Bustami sebagai calon gubernur pada Pilkada 2024 kurang tepat. Menurutnya, sosok Penjabat Gubernur Aceh tersebut tidak memiliki catatan baik di mata publik.

  • Unimal Klarifikasi terkait Gelar Teungku, Ini Penjelasannya
    Aceh | 2 tahun lalu
    Unimal Klarifikasi terkait Gelar Teungku, Ini Penjelasannya

    DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pihak Universitas Malikussaleh (Unimal) memberikan klarifikasi terkait pemberian gelar yang disematkan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang menjadi kontroversi dan polemik di tengah masyarakat.